Wajah Samudera

Dalam usia musim penghujan yang makin panjang, kurasa rindu akan makin terpendam. Entah ketika terik di kepala maupun malam yang mendenyutkan ubun-ubun di sana. Jarak menambah samar jalanku untuk menelusur arah pergimu. Kau sudah begitu jauh, bayangmu telah lebur menjelma sunyi. Bahkan detakmu hilang menyisakan misteri. Tuan, mungkinkah aku telah salah jalan? Terhuyung tubuh ini ketika sedang mencoba untuk berdiri lebih kokoh lagi. Sangsi semakin menyesaki hati, merapuhkan harapan untuk berlari mengejarmu di balik sepi. Di langkah pengembaraanku, tak bersisa lagi rindu di dada. Kini semua berbekas air mata, merapal namamu pada titik terlemahku tanpa kata kata hanya dengan sederu embusan napas hasil isak yang masih mengantung disana. Jejak itu membawaku ke bibir samudera teluk utara. Dalam diam kabut menyembunyikan namamu di pangkuan malam. Pasir berdesir, ombak merutuki karang, angin sepoi membelai basah rindu yang perlahan jadi sayu. Nyanyian malam tertambat pada o...