Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Rumah Untukmu

Gambar
       Senja tak pernah singgah untuk waktu yang lama, sebab langit tak tahan melihat malam dengan segala kerinduannya yang tertahan.  Bintang dan bulan adalah kenyamanan, yang membuat malam tak pernah kehilangan daya tariknya.      Mungkin benar, tempat yang nyaman akan dising g ahi lebih lama  dan   m elakukan segala ha l menyenangkan di sana . Bersama orang-orang terkasih, membuat memori baru untuk kemudian digantungkan dalam mimpi pada setiap semu. Namun tempat tetaplah tempat, ketika ia  merengak meminta dirinya kembali, semuanya pergi.  Tak pernah ada jejaknya lagi, benar-benar lenyap menghilang tanpa bekas. Kini t inggallah tempat itu mengusam bersama  waktu, berdebu, dan lebur seiring tunggu. " Kembalilah ", katanya mendesis pelan. Tapi apa gunanya, sang pemilik telah mendekap tempat baru, yang lebih segar dan harum membau.      Mungkin diri kita pernah jadi tempat paling nyaman untuk se...

Kisah Malam Itu

Gambar
         Malam sempat jadi saksi kalutnya hatiku, meredam sepi yang menyayat hati. Menusuk rindu pada seseorang yang sudah terlampau sulit untuk dituju. Bintang-bintang pernah jadi tempatku mendiamkan angan, yang ingin kurajut bersama seseorang yang kini tinggal kenangan. Bulan sendiri pernah menangis bersamaku pada dimensi ruang waktu, sebab dia rasa tak ada yang lebih berantakan dari seorang yang ditinggal saat masih begitu sayang. Kini selaksa cahaya telah membutakan kenang yang begitu indah tersimpan, menjadi butir-butir kopi yang pahitnya melukai lubuk hati. Karenanya aku sangat membenci malam, bulan dan gemintang di angkasa. Sebab mereka hadir setiap waktunya dan mengingatkanku akan dirinya. Tapi, seiring waktu yang semakin menua aku telah tersadar bahwa kegalauanku hanyalah sia-sia. Bahkan dia sendiri yang begitu kurindu pun tak pernah datang untuk menyapa, dia yang pernah kuingin pun hanya menoleh untuk akhirnya berpaling pada yang lebih memukau mata....

Selongsong Anak Panah

Gambar
Sekali lagi saja izinkan aku mengenangmu pada malam-malam sepi, izinkan aku memeluk bahagia itu sendiri. Maafkan aku yang tak bisa selugas mereka perihal melupakan, maafkan aku karena napas ini masih tentangmu yang sempat singgah meski hanya sebentar. Sekali lagi saja, biarkan rinduku mengalir bersama derasnya hujan disitu. Menuntaskan luka pilu pada dadaku dalam senyuman yang membiru. Percayalah ini tak akan lama, cukup sampai air mata ini tuntas dari sana. Sebab aku tau, perihal rindu akan dirimu semua hanya akan berakhir sendu. Percuma, karena kini kau telah bersamanya. Dan di tempat ini, dengan sembab kurenda luka menjadi bait-bait sajak yang akan kubingkai sukacita, sembari menunggu cinta yang lain tiba. Seperti melepaskanmu, seorang yang jadi harapan terbesarku. Saat ini sekali lagi harus kurelakan impian masa kecil dulu untuk kebahagiaan dia, sahabatku. Seperti kamu yang kuperjuangkan begitu keras hari itu, tapi takdir mengisahkan aku untuk pergi sebelum bahagia terukir o...