Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Bulan Bertuan Rindu

Gambar
Ketika Bulan menyambangi malam yang kesepian, ia menyamarkan rindu kepada pagi yang telah begitu lama dinantikan. Sejenak bertukar rupa untuk melerai waktu hingga memudarkan sendu kala menanti temu dalam hati yang hanya bisa membisu. Malam bersiul sunyi, disaksikan kerling bintang dari kejauhan. Seperti Aku yang masih berharap mengembalikan kenang tapi ternyata telah jauh terkubur dalam bayang-bayang. Sinar bulan mengalir jatuh ke bukit sepi, memantulkan kembali kekosongan dalam hati. Rumput-rumput dengan desaunya meraba usia malam, menimbang bimbang di kehampaan untuk memantapkan langkah menggapai cinta yang diidamkan. Tetapi nyatanya kunang-kunang tak akan bertahan ketika pagi menjelang, karena sinarnya bukanlah tandingan surya yang dimiliki semesta raya. Apa kabar kekasihku? Masihkah engkau berlayar dikebiruan seraya menantikan takdir yang akan menyemai kita pada sajak-sajak itu?. Ataukah sebaliknya? Engkau menjelma kumbang yang merayu mawar lain dengan bait-bait yang m...

Selaksa Jendela Rumah Kaca

Gambar
Selaksa malam yang membuat rindu selalu berpulang dengan air mata, telah menjadi denyut dalam nadiku bersama purnama. Tetiap kisah yang membayang tak akan pernah terbayar dengan kata-kata. Perihal rasa, tiada yang tahu sedalam apa miliknya atau milikmu juga. Bisa saja ia begitu rapuh, dan hanya dengan sehelai ucapan dari bibirmu dapat menyayatnya hingga lumpuh. Ia juga bisa sangat kuat, sampai-sampai merelakanmu yang begitu dicinta tak membuatnya menyerah pada senja lainnya. Hati punya daya tahan masing-masing. Tak bisa dipaksakan oleh batasan ukur tertentu. Karena tetiap hati itu berbeda, biarkan aku menyatu bersama waktu mengeja namamu kala menghamba pada sang pemilik Cinta. Meminta supaya kita yang berbeda ini diikat dalam satu rasa, dan dipenuhi detak seirama. Tanyakan pada fajar, dhuhur, dan senja aku tak pernah absen menyelipkan namamu dalam doa. Dan malam pun turut mengiba, melihatku yang tak habis-habisnya menangis memohonkanmu untuk dibingkai denganku dalam cinta. ...

Menguncinya Untukmu

Gambar
Di bawah langit itu, senyumnya membiru sembari menuntun luka untuk rebah di sudut pintu.. Awan berhamburan dengan sesak, membuat mendung lelah dan hujan jatuh tanpa arah. Airnya tergenang menyisakan kenang yang tak kunjung menghilang. Jejak-jejak kakimu menghempasnya, meninggalkan bercak pada hati yang masih inginkan kau di sana. Bagaimana bisa aku bertahan? Dalam ruang kisah yang sudah remuk redam oleh kebohongan. Tapi bodohnya, masih saja aku menyimpan titik air mata yang kau jatuhkan dan menikmatiknya sendirian sampai senja datang. Lalu, ketika malam terbaring pada langit-lanting bebintang aku baru sadar bahwa napas ini mulai tak beraturan. Dada ini terlalu banyak tertikam angan-angan masa depan, yang telah kau patahkan tanpa memikirkanku yang kesakitan. Sendu telah menggetarkan lonceng-lonceng gereja yang melantunkan gema namamu ke angkasa. Biarkan semesta ikut merasa, tentang bagaimana aku yang masih mencinta tetapi hadirmu sudah tak lagi ada. Kini, akan ku kutip peti...