Menguncinya Untukmu



Di bawah langit itu, senyumnya membiru sembari menuntun luka untuk rebah di sudut pintu.. Awan berhamburan dengan sesak, membuat mendung lelah dan hujan jatuh tanpa arah. Airnya tergenang menyisakan kenang yang tak kunjung menghilang. Jejak-jejak kakimu menghempasnya, meninggalkan bercak pada hati yang masih inginkan kau di sana.

Bagaimana bisa aku bertahan? Dalam ruang kisah yang sudah remuk redam oleh kebohongan. Tapi bodohnya, masih saja aku menyimpan titik air mata yang kau jatuhkan dan menikmatiknya sendirian sampai senja datang. Lalu, ketika malam terbaring pada langit-lanting bebintang aku baru sadar bahwa napas ini mulai tak beraturan. Dada ini terlalu banyak tertikam angan-angan masa depan, yang telah kau patahkan tanpa memikirkanku yang kesakitan.

Sendu telah menggetarkan lonceng-lonceng gereja yang melantunkan gema namamu ke angkasa. Biarkan semesta ikut merasa, tentang bagaimana aku yang masih mencinta tetapi hadirmu sudah tak lagi ada. Kini, akan ku kutip petikan namamu dari barisan doa yang kulangitkan di tiap-tiap waktu dan menggantinya dengan mangkuk-mangkuk sayu, sebagai wujud kerelaan atas perginya kamu.

Bicara perihal kerelaan, dalam penjamuan malamku bersama bulan. Ku sebutkan bahwa singgahmu yang mewujud rindu telah membuatku bertumbuh dalam balutan cinta semu, dan kini aku sudah cukup tahu perihal suka kadang memang harus dilepas supaya dia bahagia. Beberapa hari, aku tak mampu menahan perih ketika harus menjahit luka hati. Kemudian disudut itu aku berdiri, terisak oleh sunyi sembari memukul-mukul dadaku yang sesak sedari tadi. Kamu silakan pergi, tak perlu lagi menampakkan diri, sebab kini aku sudah menyerah untuk menunggumu kembali dan membalut hati ini.

Hanya saja, izinkan aku untuk tetap membingkaimu dalam tetiap sajak itu. Ini bukan berarti aku tak ingin melupa dan berbahagia seperti dulu sebelum jumpa denganmu, tapi beginilah caraku berterima kasih pada Tuhan atas kehadiranmu pada detik kisahku yang sempat suram. Terima kasih telah menemukan kunciku yang tertinggal di masa lalu, kini aku akan menunggu seseorang untuk mengetuk dari sana dan membuatku memutar kunci itu hingga pintunya terbuka.

Hari ini pintu itu akan tertutup lagi, sampai saatnya nanti seseorang datang mengambil kunci dan membukanya kembali.



Salam penuh cinta, selamat datang Februari semoga kita selalu diliputi kehangatan dan dimudahkan segala urusan.

Setelah ruang itu berserakan karena cinta yang salah, kini saatnya merapikan dan menggunci kembali sampai waktu memulihkan dirinya sendiri. Benar saja, di bulan penuh cinta ini selain mencintai sosoknya yang menyejukkan mata sudahkah kita mencintai diri sendiri sebagai wujud syukur kepadaNya?. Jangan biarkan dia mengalihkan duniamu terlalu lama, sampai-sampai cinta pada tubuh dan jiwa ini tergadaikan begitu saja.

“Aku bodoh”, “Aku tidak bisa”, “Aku bosan”, “Aku takut”, “Aku tak akan sembuh”. Apakah salah satu di antaranya masih terucap hari ini?. Jika beberapa self talk negatif di atas masih membelenggumu hari ini, maka rasa cinta pada diri sendiri itu masih kurang bahkan belum ada. Mari kita ganti dengan kata-kata “Aku bisa”, “Aku sehat”, “Aku pantas untuk bahagia”, Aku percaya diri” dan banyak lagi contoh self talk positif yang bisa menambah energi kita setiap hari, tentunya inilah cara sederhana untuk mencintai diri kita sendiri.

Cara lainnya adalah mengubah maindset atau fokus kita, jika orang lain mengatakan kita jelek, kita gemuk dan lain sebagainya. Hal tepat yang bisa dilakukan adalah menggeser pemikiran kita, tidak perlu mengubah suatu hal yang sudah diberikan untuk kita yang justru menyakiti diri sendiri, cukup dengan menerimanya dengan lapang dada adalah wujud rasa syukur dan kecintaan pada diri sendiri yang lebih berharga.



2019 - Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desember

EPISODE #1

KEEP TRYING