Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

EPISODE #2

Gambar
Hujan Pada Sepasang Mata Sepasang matanya menegadah ke langit, menyaksikan biru bergeser abu abu Angin menyapa lembut, mengurai dedauan tumbang dan membuatnya berputar putar sebentar Angin menyentuh hangat, kelopak kelopak gusar hingga menjadikannya hujan Jatuhlah hujan. Hujan yang mengoyak seisi dada, sebab bukan dari langit asalnya, melainkan dari sepasang matamu di sana Hujan yang jatuh dan membuat gigil seisi kepala, sebab menit lalu kau masih dengan senyum gembira dan kini telah basah di setiap ujungnya Masih dengan sepasang mata yang menegadah ke langit, menanti senja mengusap lelehan air mata yang begitu sakit Sekelebat sunyi telah memperjelas garis garis luka yang tersembunyi Tapi, mungkin sebaris hujan hanya membuat sesakmu tertidur sebentar Mungkin juga mustahil bagi sebait hujan untuk mengembalikan wajahmu yang sudah penuh lebam Kepada sepasang mata yang masih menegadah ke langit Di sela sela angin yang menelisik dan hujan yang jatuh tanpa ber...

Temui Aku di Ujung Kalimat

Gambar
-Apabila sepasang mata dapat saling menatap, maka setangkai surat akan saling meratap- Sebentar lagi malam kehilangan diri, tak maukah engkau kembali? Sebentar lagi bintang-bintang lesap, tak maukah engkau berhenti untuk membuatku berharap? Untukmu, seorang yang masih berdiri di balik Januari. Barangkali ini saatnya aku untuk berhenti. Berhenti mengejar rimbunnya senja yang selalu saja membuatku menembus batas sejatinya manusia.  Berhenti menjadi segenap ia dan mulai menerima ganjilku dengan bahagia. Pun berhenti untuk kemudian melepasmu yang tidak semestinya kugenggam sekeras itu. Setiap tahun telah kuhadiahi diriku sendiri dengan menyesap rindu berulang kali, menantikanmu di antara kegentingan doa yang mulai redup sesekali. Merabamu lewat kata-kata yang mulai berbau lapuk di atas meja, dan mungkin kini hampir hampir tak lagi dapat terbaca. Mencium keningmu lewat usia yang perlahan lepas dari tubuhku yang mulai runtuh dan menua. Untukmu, seorang yang masih berdi...

EPISODE #1

Gambar
Kala Malam Berbalut Keresahan, Kala Aku Menantikan Kepulangan Semenjak malam tadi aku sudah menerka-nerka bagaimana pintu-pintu itu terbuka tanpa suara derap setelahnya Semenjak dini hari, kepalaku sudah bersuara layaknya mengeja setiap wewangianmu yang kuhirup kala itu Hingga pagi ini, kutemui kerumunan surat mendekap usang di balik meja Dua, tiga beramplop merah. Sedang lainnya terlipat tanpa warna lewah Kubereskan satu persatu, sembari menggulung debu.  Sampai kudapati namamu di salah satunya Aku terduduk, bisu.  Kulemparkan kesadaranku pada malam itu, saat aku berharap-harap kepulanganmu.  Tapi kau justru membawa hukum waktu, dengan kabar dari seorang teman bahwa kau telah menghilang Kini, aku memegang sepucuk harap. Bahwa kau masih ada dan bernapas " Din, laut biru di sana akan menjadi kuburku ". " Dan senja akan menjadi nisanku " Kutitipkan ini pada kawanku, hari ini aku berjanji untuk pergi. Sedang, tak dapat lagi kujanjikan untuk ...