EPISODE #2


Hujan Pada Sepasang Mata

Sepasang matanya menegadah ke langit, menyaksikan biru bergeser abu abu
Angin menyapa lembut, mengurai dedauan tumbang dan membuatnya berputar putar sebentar
Angin menyentuh hangat, kelopak kelopak gusar hingga menjadikannya hujan
Jatuhlah hujan. Hujan yang mengoyak seisi dada, sebab bukan dari langit asalnya, melainkan dari sepasang matamu di sana
Hujan yang jatuh dan membuat gigil seisi kepala, sebab menit lalu kau masih dengan senyum gembira dan kini telah basah di setiap ujungnya

Masih dengan sepasang mata yang menegadah ke langit, menanti senja mengusap lelehan air mata yang begitu sakit
Sekelebat sunyi telah memperjelas garis garis luka yang tersembunyi
Tapi, mungkin sebaris hujan hanya membuat sesakmu tertidur sebentar
Mungkin juga mustahil bagi sebait hujan untuk mengembalikan wajahmu yang sudah penuh lebam

Kepada sepasang mata yang masih menegadah ke langit
Di sela sela angin yang menelisik dan hujan yang jatuh tanpa berisik, ingin kubisikan puluhan paragraf cerita tentangmu yang begitu istimewa. Namun, akan kah itu cukup untuk membuatmu tak lagi redup?
Aku tau, kata bukan penawar untuk hati yang terbalik. Karena hanya dirimu yang miliki segala cara untuk dapat pulih dan kembali membaik.
Seperti hujan, aku ingin jadi tanah yang merasakan. Dingin, lembab dan sesaknya. Pun saat ini, aku ingin jadi telinga dan mendengar seluruh resah yang sudah tersimpan begitu lamanya.



A-
Oktober, 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desember

EPISODE #1

KEEP TRYING