EPISODE #5
gambar : @art_beat
Pameran Bunga
"Sudah berapa banyak pupuk yang kau siram pada kepalamu? hingga rimbun bunga begini. Dan bibit apa ini? Aku belum pernah melihatnya tumbuh di kepala orang lain", kataku sembari mengusap bunga-bunga itu
Ini bukan bunga, katanya.
Ini hanya rumput, ini sisa pemikiranku yang tak selesai. Mereka tumbuh liar, tumbuh tinggi selambat tinggiku, tapi tak memberi apa-apa.
Sudah sejak sore itu, saat kubiarkan mereka tumbuh. Saat kubiarkan kesedihan hidup bahagia dalam kepalaku. Saat kuhiraukan hiruk pikuk memenuhi dadaku.
Dan kau tau, katanya lagi. Saat itu, aku kehilangan bayanganku, aku tak memiliki tubuhku lagi. Saat itu pula, , aku berdiri di atas cangkang kosong, aku berdiri di atas kematianku sendiri.
"Mengapa tak kau coba membersihkannya? Dengan begitu halamanmu akan lebih lapang, harapanmu akan lebih panjang, dan bahagiamu akan lebih nyaring terdengar", aku menyela napas panjangnya.
Mereka hidup, sa, katanya tenang. Mereka berdiri, mereka tumbuh dalam kepalaku, dalam dadaku. Mereka ini bukan orang asing seperti kekasihku.
Nyata,
mereka ini nyata, sa.
Mereka membiarkanku tersesat di karnaval, membiarkanku membekaskan air mata, mengizinkanku tertawa sesakit-sakitnya. Mereka ini mencintaiku terlalu sering. Maka aku akan berdosa jika membiarkannya mengering.
Bibir kami terkatup, mata kami basah, kami berserah.
A-
Agustus, 2020
Komentar
Posting Komentar