Semerdu Kembang Api
Dua ribu delapan belas telah kututup dengan baik, meskipun banyak luka yang hadir begitu dalamnya. Namun, bahagia juga senantiasa menyelimuti seluruh perjalananya. Kepadamu yang kini telah hilang, dan juga kepadanya yang masih mau bertahan dengan segala keterbatasan. Terima kasihku tak akan cukup mengantikan kenang yang begitu rapi tersimpan dalam memori. Detik yang memakan detik itu tak pernah cukup untuk menutupimu dari terik.
Ada kenyamanan yang pernah datang meski pada akhirnya dia beralih jalan pulang, untukmu yang memilih hilang. Maafkan aku sebab masih mengingat setiap jengkal kalimat yang pernah hadir meski hanya sesaat. Juga maafkan aku, karena masih saja melukismu dalam hujan dan membingkaimu dengan malam. Ini bukan kemauanku, bukan inginku untuk menampilkanmu pada setiap deru-deru mimpi yang tergantung sunyi. Akan tetapi hati yang telah tersakiti tak dapat semudah itu diam dan menghapus ingatan pada hari-hari yang sempat kita lalui.
Sekarang aku ingin benar-benar menghapusmu, bersama angka yang menuakan usia. Sesakit ini memang, sesulit ini memang, menusuk rindu setiap sanja kala dan menahan isak setiap malam pula. Tapi pada saat kembang api mengangkasa, kurasa sudah cukup atas semua rasa yang ku tahan lama. Dengan api yang berhamburan pada malam, telah ku biarkan ingatan itu padam. Untukmu yang memilih hilang, terima kasih telah menjadi kunang, yang hanya singgah sejenak pada malam, kemudian menghilang tak bersisa ketika surya menjelang.
![]() |
-Bersama kembang api, aku akan melepasmu dari hati kemudian mengikatnya dalam sanubari-
|
Ada harapan disepotong senja yang kau berikan, untuk memelukku dalam kehilangan, untukmu yang masih bertahan. Ketahuilah bahwa aku tak akan pernah berhenti bertahan dalam segala kemirisan hidup yang menakutkan.
Jangan segan untuk rebah, sebab aku disini bukanlah sebuah ranting patah. Jangan segan untuk mengengam, sebab bersama kita kan wujudkan mimpi yang sudah tergantung lama dalam sanubari. Jangan segan untuk memaki, disaat aku begitu penuh dusta yang meracuni. Hingga pada akhirnya kukatakan, padamu yang memilih tinggal, aku tak akan pernah mengikat. Apabila suatu hari secara sengaja maupun tak dikira aku menyayatmu hingga luka, maka jangan segan untuk pergi dan berpindah hati. Sebab bahagiamu yang semerdu kembang api, tak boleh lenyap olehku yang termakan dengki.
Untukmu yang masih bertahan, terima kasih telah menjadi kebahagiaan dalam hari-hari yang sesak. Ketika angka ini menua, seiring doa, ku minta kepada Yang Maha Kuasa untuk kelak membingkai kita dalam hidup bahagia.
Selamat tahun baru, selamat menyongsong cinta dan kebahagiaan yang tak kita dapatkan di tahun lalu. Tinggalkan cerita yang telah meninggalkan kita, ini saatnya untuk merangkul orang-orang yang senantiasa bertahan untuk kita. Semoga doaku dan doamu segera didengar, semoga kita senantiasa dijaga oleh-Nya. Aku percaya, kelak entah itu pagi, siang, ataupun malam kita akan segera berjumpa dalam sejuk, terik maupun hujan momen itu akan selalu kunantikan.
2019 - Terima kasih
Komentar
Posting Komentar