Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Melihat Iblis Tertawa

Gambar
  gambar: @marc_klaus_ Bagaimana jika ketika kau bangun nanti, usia yang kau sambut dini hari tadi membuat leluconmu tak lagi terdengar lucu? Kamu akan menemui momen yang penuh pertanyaan. Penuh pemikiran-pemikiran buruk yang menjemukkan. Kamu akan menemukan dirimu sendiri berlutut di sisi ruang, atau sedang berbaring dengan terpejam. Perasaan terasing, perasaan takut, sendirian dalam ruang luas yang keremangan. Rasa takut itu akan menghilangkan kewarasanmu, daya pikir pun ikut melemah. "logis"? Tidak. Kamu tidak akan menemui hal-hal masuk akal di sana. alih alih memikirkan sesuatu, karena terlalu penuh, kepalamu justru terasa kosong tak berasa lagi. Bagian dada juga nampak berlubang seperti tertembus benda tajam, sebab sakitnya tidak lagi menjadikannya sakit. Kamu juga akan menemui tulang-tulangmu menggeras, tak ada dinding yang tak tunduk. Tak ada dinding yang tak tergores olehnya. Akan kau jumpai kulitmu serentan kaca, dengan beberapa bagiannya yang sobek dan membeka...

EPISODE #7

Gambar
  gambar: @dionmbd Menyimak Diri Sendiri Bicara Senja tumpah di langit yang memakan doaku Jingga lebur dengan mendung, mengurai lebam pada denyut jantung Bumi membungkuk merapal doa, untuk malam yang tenang Untuk esok yang baru   Senja mulai menyentuh ketiadaan, Pun cahaya yang lesap dari langit perlahan Jika malam datang, tidak bisakah kau bersiap untuk kembali sebentar?   Bagaimana pun, aku masih mengharapkan mu pulang. Membuka lebar kedua tangan itu untuk menempuk punggung ku pelan. Bagaimana pun, aku masih berharap supaya engkau datang. Mengetuk pintu dan membiarkan bahumu basah oleh tangisku. Bagaimana pun, menemukan mu masih ada di bawah langit yang sama denganku adalah cukup dibanding semua itu.   Senja telah benar benar lindap, Petang menembus wajah langit yang sedikit mendung, Malam akhirnya datang, barangkali sebentar, bisakah kau ucapkan selamat malam padaku?   Bagaimana pun, aku masih menginginkan mu di sini untuk wa...

Separuh Diri Tersisa

Gambar
gambar: @somoshiel cerita untuk menjaga separuh dirimu yang tersisa Dari kejauhan matahari menghangatkan cemasmu. Memberi sedikit kekuningan di pucatnya senyum itu. Untuk memulai hari seberat ini, semesta masih senantiasa di pihakmu. Maka selambat lambatnya kau berjalan nanti, tak masalah bagi bumi dan seisinya untuk mengimbangi. Sejauh perjalanan hari ini, sejauh itu pula lelah akan melubangi. Namun, langkah paling asing akan terjadi setelah ini, sebab lain kepala lain cerita, lain mata lain cara memandanya. Tetapi, semoga seluruh hal baik sedang mendekapmu saat ini. Tengah malam hingga subuh adalah sudut terbaik bagi cemas untuk tinggal dan mengecupkan selamat malam pada kepala orang-orang. Sebagian lekas terbebas. Sebagian lain tertambat di jemari mereka, melarutkan diri pada kengerian hingga merebut separuh diri tersisa.   gambar: @olaf_langner Setengah gelas keempat menjadi penghibur bagi kepala-kepala yang terjebak. Mimpi buruk jadi tempat singgah untuk kerumunan suara ta...

EPISODE #6

Gambar
gambar: @artofdystopia Lama Tak Jumpa Sudah berapa lama kau melupakan jalan menuju tempat tidurmu? Menggantinya dengan bau kelana sudut sudut kota. Aku melihat tanganmu lebih mahir berkelahi sekarang, kedua kakimu terlihat begitu kokoh tak seperti saat kau masih menyimpan dongeng-dongeng pengantar tidur pada sentuhanmu. Sudah lama, tak kujumpai potongan senja di kotak suratku. Biasanya kau mengirimnya dua kali seminggu, kini hanya ada debu yang menggerutu ketika kubuka tempat itu.  Lama tak kujumpai kau dipersimpangan. Entah karena aku datang terlalu malam, atau kau telanjur lelah untuk hanya sekadar tinggal Aku lihat beberapa kali jendelamu selalu terkunci, lampumu menyala terang meski di siang hari. Adakah orang asing yang menganggumu lagi? Atau akukah orang asing yang mengusikmu hingga begini? Lama tak kau cemaskan burung-burung gereja yang berlibur di halaman rumahmu. Biasanya, kau akan memaki dan melempari mereka bijian supaya datang lagi esok hari. Sudah lama juga tak kutemui...

Dunia Di balik Lukisan

Gambar
aku melukisnya, untuk membuatmu hidup lebih lama   Seorang kawan mengatakan padaku,  “Apakah hidup memang sekosong ini?. Kadang lelucon membuat kita tertawa, kadang orang lain membuat hidup kita sedih dan berputus asa. Perasaan itu sepertinya tak pernah punya harga, mereka datang dan hilang begitu saja. Mereka juga tidak mewujudkan apapun dalam hidup kita, rupanya hanya samar, sesekali kita rasakan. Selebihnya hidup tak ubahnya cangkang kosong”. “Kau pulang pukul berapa hari ini?”, kataku menyela. “Mungkin esok, subuh nanti”, katanya.   Menyelamlah di antara ingatanmu malam nanti, saat kau bertemu semesta yang bersembunyi dibalik usianya, saat kau ingin mencabik dirimu di rimba jalanan kota. Nanti. Ketika pintu-pintu terkunci, malam semakin larut, kau boleh takut, kau boleh mengenggam apa saja sekeras bertahan di atas satu kakimu, kau boleh menutup mata dan memunculkan bayangan mengerikan. Kau juga diizinkan untuk menangis atau berteriak sekencang-kencangnya. Tak a...

EPISODE #5

Gambar
  gambar : @art_beat Pameran Bunga "Sudah berapa banyak pupuk yang kau siram pada kepalamu? hingga rimbun bunga begini. Dan bibit apa ini? Aku belum pernah melihatnya tumbuh di kepala orang lain", kataku sembari mengusap bunga-bunga itu Ini bukan bunga , katanya. Ini hanya rumput, ini sisa pemikiranku yang tak selesai. Mereka tumbuh liar, tumbuh tinggi selambat tinggiku, tapi tak memberi apa-apa. Sudah sejak sore itu, saat kubiarkan mereka tumbuh. Saat kubiarkan kesedihan hidup bahagia dalam kepalaku. Saat kuhiraukan hiruk pikuk memenuhi dadaku. Dan kau tau , katanya lagi. Saat itu, aku kehilangan bayanganku, aku tak memiliki tubuhku lagi. Saat itu pula, , aku berdiri di atas cangkang kosong, aku berdiri di atas kematianku sendiri. "Mengapa tak kau coba membersihkannya? Dengan begitu halamanmu akan lebih lapang, harapanmu akan lebih panjang, dan bahagiamu akan lebih nyaring terdengar", aku menyela napas panjangnya. Mereka hidup, sa , katanya tenang. Mereka berdiri, ...

Menempuh Jalan Panjang

Gambar
Di sepanjang perjalanan yang kutempuh, akan selalu ada harapan yang coba untuk kukayuh. Menuju kemajuan, manusia akan selalu dihadapkan pada perasaan-perasaan mengerikan. Ada takut yang datang, ada cemas berlebihan, sedih berkepanjangan, bahagia yang terlalu, bahkan rasa cinta yang sedalam itu. Seperti hal lain di luar diri manusia, yang bergerak cepat. Perasaan juga menemui perubahan yang seringkali berputar dengan cepat dalam diri. Oleh sebabnya, tidak sedikit hal yang terasa menyulitkan. Bahkan, seringkali semuanya terasa seakan-akan begitu menyiksa diri. Katakan saja seperti kota ini, yang tak pernah senyap barang sekali, mungkin begitulah rasa yang hinggap pada diri kita sampai hari ini. Tidak pernah istirahat, bahkan tidur pun hanya sekadar syarat. Hidup. Akan selalu penuh histeria, seperti roda pada sepeda. Detak jantung kita akan senantiasa dipermainkan oleh naik dan turunnya permasalahan yang tak habis-habis datangnya. Hidup, seperti menarasikan ketidakte...

EPISODE #4

Gambar
Haru biru Aku diam diam ingin memberimu sapa, di sela air mata yang terlihat berlinang setiap senja Pelan pelan, aku ingin memberimu reda dari payah yang masih suka menelusuri dada.  Namun, bahkan kau tak menghiraukan jeda untukmu, untuk semesta dan orang orang sepertiku Aku diam diam ingin menyematkan perasaan, cinta kasih, bahagia dan beberapa simpul haru.  Tapi bahkan keberadaanku saja selalu menghadirkan pilu Perlahan aku ingin mengantikan gelap dengan cahaya, melalui serat-serat jemariku ketika mengenggammu. Namun, sentuhanku selalu berakhir sendu juga wajahku yang mengundang haru biru Perlahan langkahku mulai pincang, Diam diam aku takut yang ada akan menghilang, Lalu, kulihat kotakku berserakan, semestaku berantakan ketika hujan menderas di matamu Dan setelahnya menggenangi kelopakku Kamu, kamu adalah gadis di kata kata itu.  Gadis yang ingin kucintai dalam kesendirianku.  Gadis yang ingin kugantikan patahn...

Mendengarmu Yang Jauh Di sana

Gambar
Rumput tidak punya pilihan untuk tumbuh, di lahan tandus atau subur. Kita pun tidak punya pilihan untuk lahir di tempat yang kita inginkan. Tapi, setelahnya, hidup menyediakan banyak pilihan dan kitalah yang menentukan. Bumi membawa kita berpijak berhadapan, langit memberikan kita waktu untuk saling memperhatikan. Kedua mata itu adalah kedua mata yang ingin selalu kutemui dalam tidurku, dalam hari-hari ketika aku terbangun lagi, serta dalam perasaan-perasaan yang tidak begitu baik di sini. Inilah saat terbaik untuk menghentikan waktu, untuk menatapmu lebih lama, untuk menikmati senyummu lebih dari biasanya. Andai. Aku begitu menikmati setiap udara yang kuhirup, dan kutelusuri setiap embusnya. Seakan akan sedang menyentuh kedua pipimu dengan hangatnya. Aku begitu menikmati setiap detak, dan kurasakan setiap aliran darah menuju kepala. Seakan akan sedang memelukmu dengan eratnya. Sudah sedekat ini pun, kita masih sejauh barat dan timur. Aku melihatmu, merasakanmu bahkan m...

EPISODE #3

Gambar
Sebuah Rahasia Adalah kehidupan, di mana ketidaksesuaian datang beriringan merebut akal. Memendam harapan hingga membuat palung yang begitu dalam pada hati seseorang. Adalah hidup, di mana kenyataan tumbuh sebagai beban dan kebohongan ada sebagai sebuah kewajaran. Adalah hidup, ketika orang terus menerus bersembunyi di balik wajahnya. Terus saja diam dan berkata “baik-baik saja”, memuja muja bahagia sampai lupa bahwa dirinya telah jauh memendam rahasia. Di hadapan rahasia, aku berlutut dan meminta seluruh keingintahuanku dicabut Di hadapan semesta aku meringkuk, meminta seluruh kata yang telah kukatakan dihapus Dan di hadapanmu, aku menunduk, meminta seluruh kisah yang telah kita rajut ditutup. Dari hatimu, dari hatiku Sembari berjalan sebagian orang-orang menikmati hidup, atau mungkin sedang mencari hidup. Menyingkirkan takut, melupakan sedih kemudian menutup mata untuk seolah olah tidak menangis. Sembari berjalan sebagian orang bertanya-tanya, sebenar...

Membuka Pintu

Gambar
Di balik pintu, ada dunia yang tak terbatas. Namun, sebagai manusia engkau perlu memahami batas. Bukan untuk mengurung diri, tapi untuk menghargai betapa kerasnya kamu sudah berjuang untuk sampai pada hari ini. Ruang dalam semu, waktu dengan segala hal yang abu abu. Di balik pintu, ada sebuah harapan mengalung pada embus angin yang menelirik. Mengalun lemah, seirama detak jantung yang terasa kala kau rebah di bahuku. Sebuah harapan menetes bagai embun pagi, jatuh seirama hujan di sore hari, selembut air matamu yang basah di lenganku malam ini. Penuh gelisah, aku mati kata. Kala kusaksikan sendiri engkau jatuh tak berdaya. Diam, berselubung resah. Aku sangsi untuk menanyakan bagaimana rasamu saat ini. Satu per satu. Aku menunggu isakmu henti, aku menunggu air matamu surut dan sembab itu pergi. Meski akan kuhabiskan malam ini dengan derita, sebab menahan tanya. mengapa, siapa? . Tapi, aku sudah telanjur di sini. Maka kan kusediakan malam untukmu saja hari ini. Satu per sa...